Feed Supplement Nutrients Konsentrat Pakan Unggas Lokal
Permintaan daging ayam lokal meningkat cukup signifikan seiring dengan bertambahnya pendapatan dan kesadaran gizi masyarakat. Ayam lokal menyumbang 20% – 40% telur dan 25% daging yang dikonsumsi di dalam negeri (Ditjennak, 2021). Hal tersebut kini telah merupakan tuntutan masyarakat konsumen, mengingat aspek preferensi maupun daya jangkau, dan termasuk daya belinya cukup kuat. Ayam lokal lebih memungkinkan untuk dikembangkan sebagai peternakan rakyat, mengingat bahwa ayam lokal umumnya tidak memerlukan modal yang besar, mudah dalam pemeliharaan, dan daya adaptasi cukup baik, serta daging dan telurnya lebih disenangi oleh masyarakat. Salah satu jenis ayam lokal adalah ayam Sentul yang merupakan plasma nutfah lokal asal Kabupaten Ciamis Jawa Barat.
Umumnya ayam lokal dipelihara secara tradisional-ekstensif (produksinya rendah dan tingkat kematiannya cukup tinggi) sehingga menyebabkan populasinya berfluktuasi dari waktu ke waktu. Pemberian pakan yang masih bersifat tradisional merupakan salah satu penyebab rendahnya produksi ayam lokal, baik terhadap pertumbuhan maupun produksi telur. Produksi telur hanya mencapai 30 – 60 butir per tahun dengan berat telur rata-rata 37,5 gram per butir. Oleh sebab itu, penggunaan bahan pakan berkualitas untuk penyusun ransum unggas lokal merupakan persyaratan mutlak yang harus dipenuhi.
Optimalisasi performa ternak unggas hanya dapat terealisasi apabila diberi pakan bermutu yang memenuhi persyaratan tertentu dalam jumlah yang cukup. Pemenuhan zat-zat makanan dalam menyusun ransum dapat dilakukan dengan menggunakan imbuhan pakan produk bioproses melalui teknologi fermentasi. Hal tersebut perlu dipertimbangkan, karena produk bioproses menghasilkan kandungan nutrien yang lebih baik (asam amino, asam lemak, gula-gula sederhana, vitamin, dan mineral). Penggunaan Nutrien Konsentrat BLS sebagai feed supplement pada unggas lokal sangat tepat dalam meningkatkan produktivitas ayam lokal.
Waste-product industri pengolahan udang beku (cold storage) berupa kulit, kepala dan ekor merupakan material sangat potensial untuk dijadikan bahan pakan alternatif untuk ternak unggas. Hal tersebut didasarkan pada kandungan gizinya, yaitu protein kasar 43,41%, serat kasar 18,25%, lemak kasar 7,27%, kalsium 5,54%, fosfor 1,31%, lisin 3,11%, metionin 1,26% dan sistin 0,51%, serta energi bruto 3.892 kkal/kg. Limbah udang juga mengandung karotenoid berupa astaxantin yang merupakan pro-vitamin A untuk pembentukan warna kulit dan kuning telur. Faktor pembatas penggunaan waste-product sebagai bahan pakan unggas adalah adanya kitin yang besarnya sekitar 15 – 20%. Kitin berikatan kuat dengan protein, lemak dan mineral pada ikatan kovalen ß (1-4) sehingga sulit dicerna oleh enzim pencernaan unggas. Ternak unggas tidak memiliki enzim yang dapat memecah ikatan glikosidik β-(1-4), sehingga sebelum dijadikan bahan pakan, waste-product harus diolah terlebih dahulu. Salah satu upaya untuk mengubah bahan organik menjadi produk baru yang berguna dan memiliki nilai gizi lebih baik adalah dengan memanfaatkan mikroba melalui bioproses.
Bioproses waste-product dapat dilakukan melalui dua tahapan, yaitu deproteinasi dengan menggunakan Bacillus licheniformis, dan demineralisasi dengan Lactobacillus sp. serta Saccharomyces cereviseae. B. licheniformis merupakan spesies bakteri yang mampu menghasilkan protease dalam jumlah yang relatif tinggi. Jenis protease yang dihasilkan oleh bakteri ini adalah enzim ekstraseluler yang tergolong proteinase serin karena mengandung serin pada sisi aktifnya. Enzim ini bekerja sebagai endopeptida yaitu memutuskan ikatan peptida yang berada dalam rantai protein sehingga dihasilkan asam amino. Lactobacillus sp. merupakan mikroba pengurai glukosa, sukrosa, maltosa dan laktosa menjadi asam laktat sehingga terjadi endapan mineral. S. cereviseae adalah ragi yang dapat memproduksi enzim amilase, lipase, protease dan enzim lain yang dapat membatu proses pencernaan zat-zat makanan dalam organ pencernaan. Produk bioproses selanjutnya disuplementasi dengan mineral Se (selenium) dan sumber energi (Na-Alginat), yang selanjutnya disebut Nutrien Konsentrat BLS berbasis limbah udang, dan pemanfaatanya sebagai feed supplement pada pakan unggas lokal.
- ISBN
- Kategori
- Tahun
- Penerbit
- Bahasa